Thursday, 26 March 2015 12:20 WIB

fokusmedan :
Lembaga Advokasi Perlindungan Konsumen (LAPK) menilai, tewasnya seorang
pasien, Maruli Silalahi (33), setelah menjalani operasi usus buntu di
Rumah Sakit Mitra Sejati yang diduga akibat malpraktek, membuat
masyarakat semakin khawatir berobat dengan dokter Indonesia.
"Masyarakat
semakin khawatir berobat dengan dokter di negara ini. Hal inilah
membuat masyarakat akan berobat ke beberapa klinik yang semakin hari
semakin banyak bahkan masyarakat akan berobat ke tempat-tempat
alternatif," ujar Direktur LAPK Farid Wajdi. saat dihubungi fokusmedan.com, Kamis siang.
Bukan
itu saja, kurangnya kepercayaan pasien untuk berobat dengan dokter,
membuat masyarakat pun melakukan berobat keluar negeri.
"Kita
lihat saja, pelayanan di luar negeri sangat memuaskan. Pasien dijemput
dari bandara bahkan diberi tempat tinggal," katanya lagi.
Dia
pun menekankan, pihak kedokteran harus bisa melayani pasien berdasarkan
moral. Dengan ditemukannya dugaan malpraktik yang terjadi di RS Mitra
Sejati ini, kata dia, kasus ini semestinya bisa disampaikan kepada
Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI).
"Seharusnya
kasus ini sampai kepada MKDKI, karena lembaga ini yang menentukan ada
tidaknya kesalahan dokter. Biar lembaga ini yang memproses terlebih
dahulu. Bila memang ditemukan delik pidana kode etik kedokteran baru
diproses hukum," jelas Dosen Hukum di Universitas Muhammadiyah Sumatera
Utara (UMSU) ini.
Namun, lanjutnya, hal seperti ini sulit didapatkan pasien atau masyarakat karena masyarakat jarang mendapatkan keadilan.
Sementara
pihak Sat Reskrim Polresta Medan tampaknya belum mengambil tindakan
serius atas penyelidikan kasus dugaan malpraktek yang menelan korban.
Kasat
Reskrim Polresta Medan Kompol Wahyu Bram yang ditanya soal kasus Maruli
Silalahi (33) yang tewas usai menjalani operasi usus buntu di RS Mitra
Sejati, mengatakan, pihaknya masih menunggu pihak Ikatan Dokter
Indonesia (IDI) Medan untuk dimintai keterangan sebagai saksi ahli kasus
ini.
“Kita masih menunggu IDI, belum ada perkembangan, kan saya bilang masih lama bisa sebulan,” kata Bram.
Sementara, Ketua IDI Medan Ramlan Sitompul yang dikonfirmasi wartawan terkait kasus ini belum memberikan keterangan.(rio)
Foto dari fokusmedan.com/ilustrasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar